Definisi
Patron klien
adalah pertukaran hubungan antara kedua peran yang dapat dinyatakan sebagai
kasus khusus dari ikatan yang melibatkan persahabatan instrumental dimana
seorang individu dengan status sosio-ekonominya yang lebiah tinggi (patron)
menggunakan pengaruh dan sumber dayanya untuk menyediakan perlindungan, serta
keuntungan-keuntungan bagi seseorang dengan status yang dianggapnya lebih
rendah (klien). Klien kemudain membalasnya dengan menawarakan dukungan umum dan
bantuan termasuk jasa pribadi kepada patronnya. Sebagai pola pertukaran yang
tersebar, jasa dan barang yang dipertukarkan oleh patron dan klien mencerminkan
kebutuhan yang timbul dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.
Ciri Ikatan Patron Klien
Menurut James Scoot
- Terdapat ketidaksamaan dalam pertukaran (inequality of exchange) yang menggambarkan perbedaan dalam kekuasaaan, kekayaan dan kedudukan.
- Adanya sifat tatap muka (face to face character), dimana hubungan ini bersifat instrumental yakni, kedua belah pihak saling memperhitungkan untung-rugi, meskipun demikian masih terdapat unsur rasa yang tetap berpengaruh karena adanya kedekatan hubungan.
- Ikatan ini bersifat luwes dan meluas (difuse flexibility), sifat meluas terlihat pada tidak terbatasnya hubungan pada kegiatan kerja saja, melainkan juga hubungan tetangga, kedekatan secara turun-menurun ataupun persahabatan dimasa lalu, selain itu terdapat pertukaran bantuan tenaga (jasa), dan dukungan kekuatan selain jenis-jenis pertukaran uang dan barang.
Menurut Eisentadt dan
Roniger
- Interaksi dalam hubungan didasarkan pada adanaya pertukaran simultan dari tipe sumber daya yang berbeda, terutama instrumental dan ekonomis, sebagaimana pada politik (dukungan suara, kesetiaan dan perlindungan).
- Secara ideal, suatu elemen kuat dari adanya hubungan tanpa syarat dan kepercayaan jangka panjang yang dibangun dalam hubungan ini.
- Pembentukan hubungan tidak sepenuhnya illegal, bahkan lebih banyak bersifat informal, meskipun sangat kuat dan pengertian.
- Meskipun ikatan ini berjangka panjang namun hubungan patron-klien merupakan hubungan suka rela dan dapat sewaktu-waktu diputuskan secara sukarela juga.
- Adanya ketidaksamaan yang merupakan elemen penting bagi monopoli patron tetapi dalam keadaan tertentu, ketidaksamaan ini sangat penting bagi klien.
Faktor yang Membuat
Patron-Klien Berkembang:
- Adanya perbedaan yang mencolok dalam penugasan kekayaan, status yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
- Tidak adanya jaminan keselamatan fisik, status, posisi atau kekayaan.
- Kekerabatan yang ada tidak mampu lagi berfungsi sebagai sarana pelindung bagi keamanan dan kesejahteraan pribadi.
Tujuan Dasar
Patron-Klien
Tujuan dasar dari hubungan
patron klien bagi klien yang sebenarnya adalah penyediaan jaminan sosiak dasar
bagi substensi dan keamanan. Apabila hubungan dagang/pertukaran yang menjadi
dasar pola hubungan patron klien ini melemah karena tidak lagi memberikan
jaminan sosial dasar bagi substensi dan keamanan maka klien akan
mempertimbangkan hubungannya dengan patron menjadi tidak adil dan eksplitatif.
Yang terjadi kemudian legitimasi bukanlah berfungsi linear dari neraca
pertukaran itu. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika ada tuntutan dari pihak
klien terhadap patronnya untuk memenuhi janji-janji atau kebutuhan dasarnya
sesuai dengan peran dan fungsinya.
Pola Transaksi
Salah satu ciri hubungan
patron-klien adalah adanya pola transaksi tertentu. Ada semacam rumus baku dari pola ini yaitu take and give, siapa memberi apa dan
siapa mendapat apa. Ketika sang patron melakukan transaksi dengan sang klien
maka ada kesepakatan antara meereka. Ada hubungan mutualisme dalam hubungan
patron-klien tersebut. Artinya dari pola hubungan patron klien ini maka semua
sama-sama mendapat keuntungan yang timbal balik. Si patron medapat apa yang diinginkan
dari si klien, dan tentunya si klien juga mendapatkan keuntungan dari
kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya.
Kesimpulan
- Patron klien merupakan hubungan yang melibatkan persahabatan instrumental, dimana seseoran dengan status sosial ekonomi lebih tinggi disebut sebagai patron, dengan menggunakan pengaruh dan sumber daya untuk memberikan perlindungan, keuntungan, kepada seorang dengan status lebih rendah.
- Dalam hubungan patron-klien dapat di maknai atas dua batasan analisa antara lain:
- Patron-klien yang berfokus pada pertukaran yang tidak setara (superior dan inperior) dan disarkan pada kepemilikan modal.
- Patron-klien yang berfokus dan menunjuk pada kriteria askripsi dalam sistem status masyarakat. Artinya bahwa apabila seorang individu adalah bangsawan maka otomatis/berstatus sebagai patron dan sebaliknya apabila individu adalah rakyat jelata/budak bukan bangsawan maka ia berstatus klien.
0 comments:
Posting Komentar